Ketika fajar menyapa, aku memulai hariku. Ya rutinitasku dari hari ke hari tak jauh berbeda, semua bawahanku telah menyiapkan berbagai hal yang aku butuhkan untuk sekolah, aku hanya berpenampilan biasa sepatu nike dan diantar dengan mobil mercedez keluaran terbaru. Ya itu senderhana bangiku. Arti definisi yang sangat sederhana.
Oh iyya namaku Joe Dewanto anak kelas X International High School Diamond, ya salah satu sekolah elit dimana papah ku bekerja sebagai CEO di perusahan ini. Diamond Company tidak hanya memiliki sekolah elit bagi kalangan elit, tetapi
Juga banyak memiliki hotel bintang lima se antero negeri bahakan perusahaan papah juga tersohor hingga manca negara salah satunya Amerika. Kegiatan ku di sekolah tidak jauh beda dengan mereka yang tidak selevel denganku, maksudku. Lebih rendah di bawahku.
"Joe, coba kamu kerjakan nomer 5. Kamu tinggal memasukan angka nya kedalam X"
Kata bu Intan guru matematika ku.
"Ah males bu, kan bisa aja si Zainal yang paling pinter dikelas ini buat ngerjain itu. Lagipula saya sibuk sama gedget saya"
"Kamu tidak sopan sekali Joe! Kenapa kamu berani seperti ini terhadap guru kamu?"
"Apa ibu tidak tahu? Aku anak dari pemilik grup diamond dan ibu tau apa? Artinya jika ibu mengusik keberadaan saya itu artinya ibu juga mengusik keberadaan ibu disini."
Seketika muka bu intan menjadi pucat. Ya semua orang tunduk kepadaku karna apa? Karna aku seorang anak CEO dan aku bebas membully semya orang yang aku inginkan. Hingga suatu hari ketika Amerika sedang mengalami krisis moneter yang berimbas pada perusahan papah. Saham papah anjlog, sejak saat itu aku mulai dipandang sebelah mata karna aku bukan anak orang kaya lagi.
"Eh Joe, papa kamu katanya bangkrut ya? Sabaat yaa joe manjaaaa sayang... HAHAHAHAHA.."
ya, seperti itulah aku dibully. Hingga pada suatu ketika aku dipanggil kepsek yang ternyata aku sudah mengalami tunggakan beberapa bulan. Dan aku diberi waktu 3 bulan lagi untuk melanjutkan sekolah.
Aku bingung harus bagaimana, aku ingin sekali bekerja. Tapi, aku tidam bisa melakukan apapun. Aku terlalu hidup nyaman dan terlalu bergantung pada orang lain.
Aku mencoba untuk menjadi pekerja paruh waktu di restoran restoran. Aku membanting tulang demi mendapatkan rupiah, tetapi tidak berhasil. Orangtuaku sekarang entah kemana. Papa terlalu stres sehingga beliau pergi dr rumah. Mama sampe sekarang hanya menjadi pembantu dengan gaji seadaya.
Hingga suatu ketika aku dipanggil bu Intan.
"Joe, ibu ada perlu sama kamu"
"Ya bu? Ada apa ya?"
"Ibu tahu kamu dalam keadaan yang sulit maka dari itu, ibu akan mengajarkan beberapa keterampilan salah satunya membuat kripik. Kamu nanti sore dateng ke rumah ibu ya? Jam 4."
"Iyya bu saya bisa"
Sore harinya aku datang ke kediaman bu Intan. Bu intan ternyata sangat peduli dan sangat baik. Aku diajarkan bagaimana cara berwirausaha dengan membuat kripik kentang aneka rasa. Dari situ aku mulai menjual kripik kripiknya.
Hingga akhirnya aku menuai hasil yang sangat besar. Aku menjadi pembuat kripik kentang termuda yang paling terkenal. Sekarang aku sudah lulus SMA semua ini berkat bu Intan. Kadang kita salah menilai seseorang, hingga kita tau siapa mereka kita akan berterima kasih untuk bisa mengenalnya.
